Laporan Praktikum Perladangan Berpindah
Mata
Kuliah :
Perlindungan Hutan
Hari/Tanggal : Rabu, 17 Mei 2017
Kelas : Manajemen Hutan Rabu
PERLADANGAN
BERPINDAH
Kelompok 1
**************
Dosen Praktikum :
Ati Dwi Nurhayati,
S.Hut., M.Si.
Asisten :
Lufiah Surayah,
S.Hut.
DEPARTEMEN
SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
2017
Latar Belakang
Perladang berpindah merupakan sistem
bercocok tanamyang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain secara
bergiliran (Talaohu, 2013). Ladang berpindah merupakan salah satu kegiatan
mengelola lahan pertanian bahkan menjadi suatu keharusan bagi sebagian
masyarakat sekitar hutan. Selama ini kegiatan ladang berpindah diyakini mampu
menopang dan memenuhi kebutuhan keluarga petani ladang berpindah (Ikrosnaeni,
2010).
Ladang berpindah sudah menjadi
kebutuhan bagi masyarakat sekitar hutan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Akan tetapi kegiatan ladang berpindah ini sering kali menyebabkan kerusakan di
kawasan hutan. Hali itu terjadi karena cara pembukaan lahan yang mereka
lakukuan salah. Olehkarena itu, makalah ini akan menjelaskan bagaimana
perladangan berpindah itu terjadi dan bagaimana akibat perladangan berpindah
terhadap kawasan hutan.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan
perladang berpindah?
2.
Apakah yang menyebabkan terjadinya
perladangan berpindah?
3.
Apa akibat dari perladangan
berpindah?
4.
Bagaimana mengatasi perladangan berpindah?
Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan
pengertian, penyebab, akibat, dan solusi dari perladangan berpindah.
Pembahasan
Perladangan berpindah
merupakan sistem bercocok tanam yang berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain secara bergiliran (Stiawati, 2004). Perpindahan tersebut dalam
rangka mendapat kesuburan dari lahan yang
baru dibuka karena kesuburan lahan sebelumnya sudah berkurang.
Perladangan berpindah ini dapat terjadi pada area berhutan dan padang ilalang
atau semak belukar. Seperti pada pembukaan lahan di kabupaten Senggau
Kalimantan Barat, luas hutan primer yang dijadikan ladang sebesar 11,41 %,
hutan sekunder 43,35 %, dan semak belukar 45,25 % (Kuswandi, 2006)
Perladangan berpindah kebanyakan dilakukan oleh masyarakat sekitar
hutan. Banyak hal yang menyebab masyarakat melakukan perladangan berpindah.
Rendahnya kemampuan ekonomi dan teknis menjadi penyebab utama perladangan
berpindah ini. Kebanyakan masyarakat sekitar hutan adalah masyarakat yang
kurang mampu untuk mencukupi kebutuhan ekonomminya sehingga untuk mencukupi
kebutuhan tersebut, diperlukan akses tambahan untuk menutupi kebutuhan tersebut
salah satunya yaitu dengan perladangan berpindah (Kuswandi, 2006). Ladang yang
sudah dibuka digunakan untuk usaha pertanian atau perkebunan. Terkadang usaha
tersebut belum mampu menutupi kebutuhan mereka sehingga mereka terus menambah
luas ladang(Tahan, 2004). Rendahnya kemampuan, pengetahuan, masyarakat dalam mengelola lahan, serta
peralatan pertanian yang belum memadai semakin mendukung masyarakat untuk
melakukan perladangan berpindah. Tingkat pendidikan masyarakat sekitar hutan relatif rendah terutama tingkat
kejuruan.
Perladangan berpindah mungkin menguntungkan masyarakat sekitar
hutan. Akan tetapi ada masalah lain yang timbul yaitu masalah kerusakan
lingkungan. Perladangan berpindah banyak memanfaatkan area hutan. Dengan
demikian kerusakan hutan tidak dapat dihindari. Kerusakan sering terjadi karena
teknik pembukaan lahan yang salah. Salah satu contoh teknik yang sering
digunakan adalah dengan pembakaran. Contoh kasusnya adalah kebakaran hutan di
Riam Kanan Sumatera Selatan. Kebakaran tersebut 40 % disebabkan oleh pembukaan
ladang (Naemah, 2011). Dengan terjadinya kebakaran hutan, bencana asap,
degradasi hutan tidak dapat dihindari.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ladang
berpindah yaitu dengan meningkatkan kualitas SDM, teknologi pertanian, dan
meningkatkan kesejehteraan masyarakat sekitar hutan. Ketika masyarakat sudah
memahami cara pengolahan lahan yang baik, maka kebutuhan akan lahan baru dapat
dikurangi, selain itu masyarakat perlu mempelajari teknik pembukaan lahan yang
benar dan ramah lingkungan (Kuswandi 2006). Peningkatan teknologi untuk
mengolah lahan juga sangat perlu dilakukan seperti pemupukan, teknologi bibit
unggul dan lain-lain. Kesejahteraan masyarakat sekitar hutan juga harus
ditingkatkan agar mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Kesimpulan
Perladangan berpindah merupakan cara bercocok tanam dengan cara
berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Perladangan berpindah ini sering
dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Masalah timbul ketika kegiatan masyarakat menimbulkan kerusakan lingkungan. Itu
terjadi karena masyarakat belum menggunakan cara yang tepat untuk membuka
ladang. Olehkarena itu meningkatkan kualitas SDM, teknologi, dan kesejahteraan
masyarakat.
Daftar
pustaka
Kuswandi A. 2006. Teknik pembakaran dalam penyiapan ladang berpindah di
kawasan HTI PT. Finnantara Intiga Resor Entanjan kabupaten sanggau Provinsi
Kalimantan Barat . Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor
Stiawati. 2004. Analisi kesiapan masyarakat petani ladang berpindah dan fallow system bagi
pengembangan agro politan di Kalimantan Barat Bogor. Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.
Tahan. 2004. Analisi sosial ekonomi perladangan berpindah di wilayah Kabupaten
Kota Waringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah . Bogor. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor
Komentar
Posting Komentar